Mendekati umur 20-an, kamu pasti pernah menanyakan dalam diri sendiri: apa saya dapat berhasil? Bagaimana saya mencapainya? Bayang-bayang kehidupan karyawan yang kerap lembur dan kekurangan tidur ada di benakmu. Sama seperti yang dikisahkan banyak orang, keberhasilan memerlukan pengorbanan besar yaitu waktu. Kamu harus mengikhlaskan waktumu habis untuk pekerjaan. Saat seseorang telah lelap, kamu tetap terlindungi dengan timbunan kerjaan.
Diakui atau mungkin tidak, kisah keberhasilan ini disimpan di kepalamu. Seakan keberhasilan memang seharusnya dicapai dengan mempertaruhkan waktu. Bahkan juga ini dipandang hal lumrah. Di pikiranmu hanya kerja, kerja, dan kerja.
Sesungguhnya kamu tak perlu menganiaya diri semacam ini untuk berhasil. Sering lembur itu cuman sedikit kok faedahnya. Makin kamu kerap melakukan, makin jauh langkahmu dari keberhasilan. Malah kamu makin dekat sama runtutan permasalahan misalkan permasalahan di bawah ini.
Berhasil itu harus lembur dan kekurangan tidur ialah asumsi salah mengerti. Sayang asumsi ini ditermiam demikian saja beberapa orang. Walau sebenarnya kurang tidur bawa imbas jelek untuk kesehatan.
Kamu bisa lembur tetapi kadang-kadang saja. Selaku karyawan, kamu memang memperoleh uang tambahan saat bekerja melewati jam kerja. Di mata atasan dan rekanan kerja, kamu dipandang berdedikasi tinggi pada pekerjaan. Sayang sering lembur datangkan efek yang serius. Badanmu akan rawan alami permasalahan kesehatan.
Lembur memotong jam tidur. Badanmu kekurangan waktu untuk istirahat. Kurang lebih apa yang berlangsung saat badanmu lagi kehilangan waktu istirahat? Efeknya banyak. Kecapekan ialah diantaranya. Kamu tentu pernah merasainya. Misalkan, kamu lembur nyaris tiap hari sampai pagi hari untuk mengolah project. Keinginanmu project dapat bisa lebih cepat usai. Tetapi kurang tidur karena lembur datangkan permasalahan. Kamu selalu bangun pagi dengan badan yang capek dan tidak semangat.